Jumat, 17 Juni 2011

ANTIMALARIA

Obat antimalaria diklasifikasikan menurut kerjanya pada berbagai tahap siklus hidup parasit. Obat yang dipakai mengatasi serangan malaria disebut zat skizontisidal misalnya klorokuin, dan kombinasi pirimetamin dengan sulfonamid. Kesembuhan klinis yang dicapai dengan obat ini terjadi melalui penyingkiran parasitemia aseksual. Ini berarti bahwa penderita belum bebas dari parasit yang berada di luar eritrosit yang beredar, yaitu yang dijaringan retikuloendotelial hati dan limpa.



Pad malaria falsiparum dan malaria malariae, tidak dikenal bentuk eksoeritrosit sehingga eliminasi parasit dari darah berarti kesembuhan klinis dan kesembuhan radikal. Untuk malaria vivax dan malaria ovale dibutuhkan terapi tambahan untuk eliminasi parasit di jaringan. Untuk tujuan ini obatnya adalah primakuin.

Untuk mengatasi malaria falsiparum yang resisten klorokuin, terapi dimulai dengan kina secara oral, atau suntikan IV pada kasus berat. Kombinasi pirimetamin-sulfadoksin diberikan bersamaan atau dalam 3 hari. Tetrasiklin dapat digunakan sebagai alternatif kina.

Klorokuin juga merupakan obat terpilih untuk terapi supresif yaitu mencegah terjadinya serangan klinis. Bila strain resisten terhadap klorokuin, maka diberikan kombinasi pirimetamin dan sulfadoksin. Terapi supresi ini diberikan pada orang yang memasuki daerah endemic malaria.

Penyakit malaria merupakan penyakit yang terbanyak menelan korban manusia. Pembasmian penyakit ini dipersulit dengan tibulnya resistensi nyamuk malaria terhadap pestisida dan resistensi plasmodium penyebab terhadap obat anti malaria yang tersedia saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak perlu tukarang link dengan saya, cukup berkomentar saja di postingan blog ini karena blog ini aliran DOFOLLOW

Komentar Anda mewakili siapa Anda
Be Your Self !