Sabtu, 25 Juni 2011

ANTI ARITMIA


Aritmia jantung adalah gangguan ritme jantung yang disebabkan gangguan pembentukan implus listrik, konduksi implus atau keduanya. Pembentukan implus terganggu bila fungsi pacu jantung yang normal diambil alih oleh sel atrium, nodus AV atau sistem purkinye. 

Hal tersebut terjadi bila implus di tempat lain meningkat. Gangguan konduksi menyebabkan gangguan konduksi normal datang terlambat atau mengalami blokade. Pada situasi khusus dapat terjadi blokade satu arah sehingga implus kembali ke tempat asal lewat retrograd, yang menyebabkan gerak lingkar yang menetap. Kecepatan konduksi dan masa refrakter sangat menentukan apakah aritma akibat gerak lingkar akan

Selasa, 21 Juni 2011

ANTI EPILEPSI – ANTIKONVULSI

Konvulsi ialah manifestasi gangguan local atau umum dari otak. Konvulsi dapat terjadi karena cacat bawaan, penyakit degeneratif, trauma SSP, anoksia, demam, gangguan metabolik, epilepsi, anafilaksis, neoplasma, penyakit serebrovaskuler, keracunan dan gejala putus alkohol atau obat lain.

Penyakit yang melandasi konvulsi mungkin tidak dapat disembuhkan tetapi konvulsi selalu dapat dikendalikan. Sesekali konvulsi sukar dikendalikan sehingga diperlukan tindakan khusus yaitu memberikan anestesi umum.
Epilepsi ialah gangguan konvulsi kronik yang paling umum ditemukan ditandai dengan serangan berulang gejala yang disertai konvulsi dan hilangnya kesadaran, dikenal sebagai tipe grand mal. Serangan berulang

Jumat, 17 Juni 2011

ANTI PARKINSON

Penyakit Parkinson ditandai dengan gejala tremor, kaku otot, bradikinesia, hilangnya reflex sikap badan normal dan gangguan gaya berjalan. Selain itu juga terjadi gangguan kognitif, persepsi, daya ingat dan demensia yang nyata pada kira-kira 30% penderita.

Gejala parkinsonismedapat juga terjadi akibat pengobatan dengan zat penyekat dopamine,

ANTIMALARIA

Obat antimalaria diklasifikasikan menurut kerjanya pada berbagai tahap siklus hidup parasit. Obat yang dipakai mengatasi serangan malaria disebut zat skizontisidal misalnya klorokuin, dan kombinasi pirimetamin dengan sulfonamid. Kesembuhan klinis yang dicapai dengan obat ini terjadi melalui penyingkiran parasitemia aseksual. Ini berarti bahwa penderita belum bebas dari parasit yang berada di luar eritrosit yang beredar, yaitu yang dijaringan retikuloendotelial hati dan limpa.