Minggu, 17 April 2011

ANALGETIK ANTIPIRETIK

Dalam golongan ini termasuk obat penghilang nyeri sedang atau ringan, penurun suhu demam, dan beberapa di antaranya berefek anti inflamasi.

Dugaan kerja aspirin (asam asetilsalisilat) dan parasetamol (asetaminofen) terhadap nyeri adalah efek perifer, sedangkan efek antipiretik diperkirakan pada hipotalamus (pusat pengatur
suhu tubuh). Efek anti inflamasi obat analgesik-antipiretik juga bersifat perifer dan diduga berdasarkan penghambatan sistesis prostaglandin. Prostaglandin dapat mengurangi nyeri. 


Prostaglandin juga menaikkan suhu tubuh, diduga efek antipiretik obat ini juga disebabkan oleh penghambatan sintesis prostaglandin pada hipotalamus. Vasodilatasi perifer meningkatkan peredaran darah dan keringat, sehingga panas hilang.

Dari penelitian disimpulkan dismenore diakibatkan meningkatnya produksi prostaglandin pada endometrium. Penghambat sintesis prostaglandin berkhasiat pada dismenore, sedang yang kurang menghambat sistesis prostaglandin seperti parasetamol kurang efektif.

Analgesik secara umum, efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan lain-lain nyeri integumen. Nyeri ringan dan sedang pada pasca bersalin dan pasca bedah, dismenore dan beberapa nyeri daerah visera responsif juga terhadap obat ini. Golongan obat ini tidak berguna untuk nyeri hebat, kadang-kadang dosis besar efektif pada beberapa penderita. Golongan obat ini terpilih untuk mengatasi demam.

Pilihan analgesik tergantung dari efektifitas dan keamanan, efek samping, sediaanya, dan juga respon dari pasien. Yang paling banyak digunakan dari golongan ini adalah aspirin dan parasetamol. Efek analgesik dan antipiretiknya sebanding, tetapi perbedaan efek farmakologi dan efek samping menyebabkan yang satu lebih disukai daripada yang lain. Asam mefanamat tidak lebih efektif daripada aspirin atau analgetik lainnya, sedang efek sampingnya lebih serius.

Indometasin, fenilbutazon, dan oksifen butazon berefek analgesik dan antipiretik, tetapi tidak digunakan sebagai analgesik umum karena kemananannya yang lebih sempit daripada parasetamol dan asetosal.
Mengenai dipiron tidak terdapat bukti kuat bahwa dipiron lebih kuat efek analgesiknya daripada parasetamol dan asetosal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak perlu tukarang link dengan saya, cukup berkomentar saja di postingan blog ini karena blog ini aliran DOFOLLOW

Komentar Anda mewakili siapa Anda
Be Your Self !